Efek Negatif Media dan Televisi

Efek Negatif Media dan Televisi – Pada era modern seperti saat ini, banyak sekali informasi yang ditawarkan kepada masyarakat. Agar informasi tsb dapat sampai maka dibutuhkanlah sebuah medium atau perantara yang disebut sebagai media. Makna daripada media sendiri jika ditinjau lebih lanjut adalah seluruh alat komunikasi yang menyediakan informasi, berita, hiburan, iklan, dll kepada masyarakat.[1]

Dalam pembagiannya, media dibagi-bagi kembali menjadi media cetak, elektronik, dan digital.[2] Dari beberapa jenis diatas, penulis hanya akan berfokus kepada pembahasan salah satu media digital/audio visual yaitu televisi yang saat ini mempunyai pengaruh yang juga penting dalam penyampaian informasi atau berita kepada masyarakat secara luas.

Televisi saat ini sudah bukan merupakan barang mahal dan relatif mudah untuk didapat, sehingga jarang ditemukan sebuah rumah dengan anggota keluarga didalamnya yang tidak memiliki televisi.

Bukan hanya sebagai media informasi, TV juga dapat dijadikan sebagai media hiburan. Namun dibalik keunggulan atau kebaikan tsb, tanpa disadari televisi juga memiliki berbagai dampak buruk bagi masyarakat.

efek negatif media
gambar: flickr.com

[1] “A Closer Look: Definition of Media”, Your Dictionary, diakses pada Jumat 11 Mei 2012, di: http://reference.yourdictionary.com/word-definitions/define-media.html

[2] “Pengertian Media Cetak dan Jenisnya”, AnneAhira.com, diakses pada Jumat 11 Mei 2012, di: http://www.anneahira.com/pengertian-media-cetak.htm

Sejarah Televisi

Televisi pertama kali ditemukan oleh John Logie Baird, seorang ilmuwan asal Skotlandia pada tahun 1925.[1] Pada awalnya, televisi tidaklah sepertinya yang kita lihat dan miliki dirumah saat ini, tapi masih berupa perangkat yang sederhana dan sulit untuk dimengerti.

Namun sejak saat itu berbagai penemuan untuk menyempurnakan televisi terus dilakukan hingga televisi dapat memiliki bentuk dan kegunaan seperti yang dikenal sekarang.

Generasi televisi yang pertama disebut dengan TV mekanik yang mana sistem penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya dibuat berdasarkan sistem gerak mekanik.

Selanjutnya mulai berkembang menjadi TV elektronik, yang seluruh perangkat dan pemancarnya memakai sistem elektronik. Namun TV elektronik ini juga masih hitam-putih.

Beberapa tahun kemudian inovasi dilakukan dengan membuat TV berwarna dengan dasar perangkat elektronik. Saat ini perkembangan teknologi TV sudah sangat maju dengan penemuan plasma, LCD, dan LED yang semakin membuat nyaman orang-orang yang melihat atau menontonnya.[2]

Televisi Sebagai Media Komunikasi 

Sebagai salah satu media komunikasi, televisi mempunyai pengaruh yang besar dalam masyarakat. Hingga saat ini televisi masih dianggap sebagai media komunikasi massal yang paling berhasil.

Hal ini dikarenakan informasi yang disampaikan dapat berlaku secara massal dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dan bukan hanya itu saja, televisi juga lebih menyenangkan dalam menyampaikan informasi daripada media cetak seperti majalah, surat khabar, maupun media elektronik seperti radio.

Ini dapat dimengerti sebab televisi menyajikan informasi yang menarik, aktual, menghibur dan juga langsung.[3]

Karena karakter diatas, menurut Hoffman ada beberapa fungsi dan kelebihan televisi dari media massa yang lainnya:[4]

  • Pengawasan situasi masyarakat dan dunia: fungsi ini sering disebut sebagai informasi, fungsi sesungguhnya dari televisi adalah mengamati kejadian di dalam masyarakat dan kemudian melaporkannya sesuai dengan kenyataan yang ada, sejauh masyarakat yang menjadi sasarannya, hal ini dapat dinyatakan valid/objektif.
  • Menghubungkan yang satu dengan yang lain: menurut Neil Postman, televisi menyerupai sebuah mozaik yang dapat menghubungkan hasil laporan informasi yang satu dengan yang lainnya.
  • Menyalurkan kebudayaan: televisi tidak hanya mencari kebudayaan, tetapi juga mengembangkan kebudayaan. Fungsi ini dilihat sebagai pendidikan, namun kebudayaan yang dikembangkan oleh televisi merupakan tujuan tanpa adanya pesan khusus.
  • Hiburan: tayangan audio-visual akan ditonton oleh masyarakat apabila tidak menghibur, dan tanpa adanya hiburan, maka hidup manusia tidaklah dapat menjadi wajar dan normal. Dan dengan hiburan itu juga manusia dapat kembali segar dan melanjutkan aktivitas.
  • Pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat: untuk fungsi ini, masyarakat atau penonton diharapkan mempunyai sifat responsif. Misalnya ketika ada wabah penyakit disuatu wilayah, dan lokasi vaksinasi terdekat untuk menyelamatkan penduduk di wilayah tsb.

Selain menjadi media komunikasi, televisi juga dapat disebut sebagai social mass media. Hal ini dikarenakan televisi dapat mempengaruhi mental masyarakat, ada beberapa fungsi social mass media menurut Harrold D. Lasswell dan Charles Wright:[5]

Pertama, sebagai social surveillance: media massa termasuk media televisi, akan merujuk pada upaya penyebaran informasi seobjektif mungkin mengenai peristiwa yang terjadi, dengan maksud agar dapat dilakukan kontrol sosial sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam lingkungan masyarakat.

Kedua, sebagai social correlation: dengan fungsi korelasi sosial tersebut, akan terjadi upaya penyebaran informasi yang dapat menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya. Begitu pula antara pandangan-pandangan yang berbeda, agar tercapai kesepakatan sosial.

Ketiga, fungsi socialization: media massa selalu merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai luhur dari satu generasi ke generasi selanjutnya, atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya.

Baca Juga: Pembahasan Tentang Policy Brief Indonesia

Keempat, fungsi entertainment: agar tidak membosankan, media massa perlu menyajikan hiburan kepada audience-nya. Hanya saja, fungsi hiburan ini sudah terlalu dominan mewarnai siaran televisi kita, sehingga ketiga fungsi lainnya, seperti telah terlupakan.

Efek Negatif Media: Pengaruh Buruk Televisi

Disamping manfaat yang dihasilkan oleh televisi untuk komunikasi massal dengan masyarakat sebagai tujuan akhirnya, ternyata tidak sedikit efek negatif yang ditimbulkan olehnya. Bahkan banyak yang tidak menyadari apa sebenarnya efek-efek negatif tsb. Sebab televisi adalah media massa elektronik yang paling luas dikonsumsi oleh masyarakat, dan merupakan sebuah alat penyampaian informasi yang monoton/satu arah, sehingga sering kali terjadi salah pengambilan makna oleh mereka yang melihat dan menerimanya.[6]

Bagi anak-anak, efek negatif daripada televisi lebih kepada psikologis seperti menjadi penakut karena terlalu seringnya menonton film-film horror. Banyaknya adegan kekerasan yang menjadikan seorang anak nakal dan emosional, dan terlalu banyak menonton televisi akan menjadikan seorang anak menjadi individualis. Seorang anak akan menjadi individualis karena mereka terlalu terlena dengan dunianya sendiri.[7]

Tidak hanya bagi anak-anak, efek negatif ini juga ada pada orang dewasa, misalnya:

  • Menjadi korban iklan televisi, sehingga daya konsumtif menjadi meningkat. Lalu juga melalaikan pekerjaan yang seharusnya menjadi kewajiban hingga melupakan waktu.[8]
  • Kesehatan mata dan tubuh terganggu, dan juga kelebihan berat badan/obesitas karena mereka yang terpengaruh oleh televisi selalu akan merasa malas untuk melakukan pergerakan. Selain itu televisi juga berpengaruh pada mental dan gaya hidup remaja yang meniru style atau kebiasaan para idola yang mungkin akan berpengaruh negatif bagi perkembangan hidup mereka.[9]
  • Efek buruk terhadap tubuh diantaranya kegemukan yang tidak sehat ada 3 sebab yaitu, kecepatan metabolisme tubuh rendah atau lambat karena jarang bergerak sehingga sedikit membakar kalori, cenderung banyak mengkonsumsi makanan ringan tanpa berfikir panjang dan terlalu fokus sehingga lupa mengendalikan selera.[10]

Efek Negatif Media: Menekan Pengaruh Negatif Televisi

Sebagai media informasi dan juga hiburan, adalah tidak mungkin untuk menyingkirkan televisi dari kehidupan sehari-hari. Derasnya arus informasi yang dialirkan melaluinya juga sulit dibendung, namun beberapa hal berikut ini dapat digunakan untuk meminimalisir pengaruh negatif yang disalurkan melalui televisi ini:[11]

  • Membuat jadwal menonton televisi, dan tidak membiarkan seluruh acara televisi memenuhi seluruh waktu yang dimiliki oleh anak-anak maupun orang dewasa.
  • Memilih acara televisi yang cocok sesuai dengan kriteria umur, agar tidak mengganggu proses pertumbuhan/perkembangan psikologis.
  • Memilah-milah arus informasi yang disampaikan dari televisi, memahami dan menganalisanya dengan seksama agar terhindar dari salah tafsir.

Kesimpulan

Televisi adalah sebuah media massa yang dapat mengantarkan banyak informasi kepada audience dengan cepat dan terus-menerus. Begitu banyak manfaat yang didapat dari media komunikasi massal ini, namun tidak sedikit juga hal-hal yang sifatnya negatif atau merugikan. Arus informasi yang begitu cepat menjadi hal yang sulit untuk dihalangi, maka audience sendirilah yang diharapkan cerdik dan mampu untuk mem-filter setiap informasi yang sampai kepada tiap individu masyarakat.

 


[1] “Sang Penemu Televisi-John Logie Baird”, Warta Warga, 14 April 2012, diakses pada Sabtu 12 Mei 2012, di: http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/sang-penemuan-televisi-“john-logie-baird”/

[2] “Perkembangan Sejarah TV”, AnneAhira.com, diakses pada Jumat 11 Mei 2012, di:

[3] “Televisi Sebagai Komunikasi Massa”, scribd.com, diakses pada Sabtu 12 Mei 2012, di: http://www.scribd.com/doc/16962020/22/F-5-b-Televisi-Sebagai-Media-Komunikasi-Massa, hal. 19.

[4] “Motivasi dan Perilaku Menonton serta Penilaian Khalayak Terhadap Program Acara Televisi Lokal”, Repository.IPB.ac.id, diakses pada Sabtu 12 Mei 2012, di: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/27270/BAB%20II%20Pendekatan%20Teoritis_%20I10fak.pdf?sequence=5, hal. 2.

[5] “Televisi Media Komunikasi, Antara Fungsi Sosial dan “Agama Baru””, Warta Warga, diakses pada Minggu 13 Mei 2012, di: http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/televisi-media-komunikasi-antara-fungsi-sosial-dan-agama-baru/

[6] “Pendidikan Media Televisi”, 27Mei 2011, Kompasiana, diakses pada Minggu 13 Mei 2012, di: http://muda.kompasiana.com/2011/05/27/pendidikan-media-televisi/

[7] “Dampak Negatif Televisi bagi Anak-Anak”, Warta Warga, diakses pada Minggu 13 Mei 2012, di: http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/dampak-negatif-televisi-bagi-anak-anak/

[8] “Mengenal Dampak Positif dan Negatif Televisi”, AnneAhira.com, diakses pada Minggu 13 Mei 2012, di

[9] “Efek Negatif Televisi”, Poztmo Media, diakses pada Sabtu 12 Mei 2012, di: http://www.poztmo.com/2012/04/efek-negatif-televisi.html

[10] “Pengaruh Buruk Media Televisi dari Berbagai Aspek”, shvoong.com, diakses pada Sabtu 12 Mei 2012, di:

[11] “Meminimalisir Pengaruh Negatif Televisi”, Kompasiana, diakses pada Minggu 13 Mei 2012, di:

 

Artikel ini disumbangkan oleh Romeo Yan Samantha sebagai Penulis Tamu

Walter Pinem
Walter Pinemhttps://walterpinem.me/
Traveler, Teknisi SEO, dan Programmer WordPress. Aktif di Seni Berpikir, A Rookie Traveler, GEN20, Payung Merah, dan De Quixote.

Bacaan SelanjutnyaPENTING
Topik Menarik Lain

5 KOMENTAR

  1. untuk Indonesia,berarti di bubar kan aja ya?

  2. Memang Televisi dan media semacamnya akan sangat berguna apabila digunakan untuk hal yang bermanfaat, dan juga bisa menjadi petaka apabila digunakan untuk sesuatu yang negatif.

  3. artikelnya bagus dan mudah di cerna
    sekaran itu televiisi bisa jadi sarana komunikasi tapi bisa juga jadi sarana pengembangan ke negativan.
    sebagai orang tua kita harus lebih bisa memilih acara yg baik untuk anak kita

    tetap update informasinya ya mas
    Terima kasih dan salam kenal dari Bandung

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Ikuti Kami!

1,390FansSuka
697PengikutMengikuti
210PelangganBerlangganan

Terpopuler